Pertama kalinya gue nulis kembali dalam keadaan yang santai, pertama kalinya juga gue mulai mencoba menceritakan beberapa kejadian yang gue alami akhir-akhir ini, dan menjadi artikel pertama gue dibulan ramadan ini, iya selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan ya :)
Kita dan Diantaranya, kalian yang baca pasti berpikir kenapa judulnya seperti itu, jujur gue yang bikin juga bingung kenapa gue ngasih judul artikel ini seperti itu, seketika kata itu muncul ketika gue mulai mengarahkan kursor tepat pada entri baru. Mungkin kalian yang baca bakal paham kenapa gue ngasih judul itu setelah baca teruntun.
Sampai tahap gue berada sekarang, tepat didepan laptop mengetikkan artikel ini, gue udah menjalani perjalanan hidup yang gak mudah, sudah banyak kekecewaan yang gue rasakan, dari ngerjakan tugas besar hanya satu malam, besoknya malah gak dikumpul, dan parahnya malam ini lihat ABG yang pacaran di alfamart. Lo taukan rasanya ke alfamart belinya cuman choki-choki tapi malah lihat orang yang lagi kasmaran, gak nyambung juga sih.
Tapi dari semua yang gue rasakan sekarang, ada beberapa hal yang gue bingung rasanya itu seperti apa, disaat lo lihat dia bahagia udah gak sakit tapi takut kehilangannya. Yap pernah gak ngerasain ditinggal orang yang lagi disayang-sayangnya disaat waktu yang gak tepat, disaat kita punya waktu luang tapi malah memilih kesibukan kita, padahal hal itu bisa tergantikan diwaktu lain, berbeda dengan orang yang kita sayang, tak pernah tergantikan.
Akhir-akhir ini gue merasakan bahwa teman bicara gue udah berkurang sedikit demi sedikit, bukan sekedar teman yang berbicara namun pembicaraan yang selalu penuh makna, kehilangan yang berakhir dengan sebuah penyesalan, sebab sebuah permintaan yang terharapkan tak terwujud diwaktu yang diinginkan. Jadi kurang lebih 3 minggu kemarin gue kehilangan sosok yang selalu gue jadikan panutan, seseorang yang selalu bilang ke gue "Jadi orang yang sukses ya" , "Jangan pernah meninggalkan solat", dan yang selalu bilang "Kuliahnya harus selesai ya" yap Nenek gue, Nenek yang ketika gue pulang kampung selalu jadi teman bicara pertama masalah kuliah setelah bokap sama nyokap, seseorang yang selalu tertawa kalo mendengar cerita aneh cucunya.
Tapi pada akhirnya gue gak bisa memberikan apa yang beliau mau, bahkan menjelang kepergian beliau untuk selamanya. Gue dengar kata beliau dari nyokap sebelum pergi selamanya, "Faris gak pulang ya? biasanya jumat sore udah di kapuas" nyokap bilang "Mungkin lagi ada kesibukan ma, katanya ada Tugas Besar". Dan setelah kata terakhir itu entah memang sudah jalannya beliau meninggal dalam keadaan tidur tepat malam senin dengan disekitar mata mengalir air mata. Gue sendiri dapat kabar tepat jam 3 subuh waktu indonesia tengah. Paginya pun gue bergegas ke kampung halaman gue barengan sama kaka sepupu gue.
Berjalan beberapa waktu beliau akhirnya dimandikan, dikafankan dan dikuburkan ke alkah yang telah disediakan, gue sendiri menjadi saksi bisu dengan ikut turut dalam penghormatan terakhir untuk idola gue yang tak tergantikan. Dan dari semuanya ada sebuah permintaan beliau secara langsung dalam pertemuan terakhir gue yang belum terwujudkan, beliau pengen gue beliin buku tentang orang terkemuka di daerah Martapura dan karena gue sibuk gue belum bisa belikan.
Mungkin kalo gue bisa ketemu lagi sama beliau gue bakal bilang:
Nek... tau gak selama Faris cerita sama nenek, nenek selalu memberikan gambaran masa depan yang tak pernah terpikirkan oleh Faris, entah kenapa perlakuan nenek selalu menggambarkan kalo Faris masih sebagai cucu nenek yang kecil dan imut tapi Faris suka kok, nenek selalu nasehatin Faris dalam keadaan apapun, dan menurut Faris, Faris belum bisa memberikan terlalu banyak kebahagian ke nenek selain cerita masalah kampus Faris. Mungkin Faris sekarang hanya bisa bilang, selalu bahagia ya nek disana, tunggu Faris disana, Insya Allah pesan nenek akan selalu Faris ingat, Faris janji bakal membahagiakan orang tua Faris, dan Faris bakal buat nenek bangga.
Kita dan Diantaranya, menurut gue adalah sebuah perumpamaan tentang bagaimana kehidupan kita jalani dengan alur yang telah ditetapkan di lahul mahfudz tetapi diantaranya selalu ada cerita, baik itu pertemuan ataupun perpisahan, menjadi sebuah bagian dari sub bab kehidupan yang mengisi cerita yang telah kita buat, sebuah cerita yang kelak akan jadi dongeng untuk generasi setelah kita, untuk memberi tahu bahwa mereka tak perlu mengidolakan orang lain, cukup orang terdekatnya.
Kita dan Diantaranya, merupakan sebuah ungkapan antara dua orang yang punya hubungan erat dan diantaranya harus ada yang pergi terlebih dahulu, menjadi sebuah kisah klasik dimana semua cerita selalu berakhir dengan salah satunya pergi terlebih dahulu. Sebuah kisah klasik, tentang ada pertemuan dan pasti ada perpisahan.
Apapun itu, gue selalu berharap semoga kedepannya gue bisa menjadi Kita dan Diantaranya yang baru, menjadi teman sekaligus penasihat terbaik terutama untuk masa depan gue yang belum diketahui.
Sebab kita mengalami perubahan dari tahun ke tahun, Iya kan nek, tenang Faris akan selalu tersenyum kok :)
No comments:
Post a Comment